Dialog
Kenegaraan: Solusi Masalah Ala Prabowo-Hatta Dan Jokowi-JK
Jakarta, dpd.go.id – Kegiatan kampanye Pemilu Presiden
dan Wakil Presiden (pilpres) 2014 secara resmi akan berlangsung pada 4 Juni-5
Juli 2014 (www.kpu.go.id). Visi dan misi cuma mimpi, program kerja cuma janji.
Berbicara tentang visi, misi, dan program kerja, apakah realistis untuk
diimplementasikan?. Demikian disampaikan Gandjar Laksmana Bonaprapta, Dosen
Fakultas Hukum Universitas Indonesia (FH UI) dalam Dialog Kenegaraan yang di
selenggarakan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI di Coffee Corner DPD RI, Rabu
(04/6/2014).
Berkenaan visi dan misi, ada tiga hal prioritas
yang menjadi tolok ukur keberhasilan pembangunan menurut Gandjar yaitu pertama,
pemerataan pembangunan. Bagaimana calon presiden (capres) menyampaikan visi,
misi, dan program kerja dalam melakukan upaya pemerataan pembangunan di
Indonesia. Kedua, pembangunan sama rata dalam semua bidang. Pada saat ini,
pembangunan lebih diprioritaskan pada bidang ekonomi dan politik. Sehingga pada
saat ekonomi ambruk, bidang lain tidak mampu menopang. Diharapkan capres
kedepan mencanangkan pembangunan sama rata pada semua bidang yaitu bidang
ekonomi, politik, hukum, sosial, dan budaya. Ketiga, peningkatan kualitas
Sumber Daya Manusia (SDM) melalui pendidikan. “Saya berharap bahwa program
kerja itu realistis, nyata, dan terukur karena itu acuan apakah visi, misi, dan
program kerja itu tercapai,” tegas Gandjar.
Dialog Kenegaraan bertema “Solusi Masalah Ala
Prabowo-Hatta dan Jokowi-JK” antara lain membahas visi, misi masing-masing
calon. Selain Gandjar Laksmana Bonaprapta, hadir juga sebagai pembicara Harry
Azhar Azis (Direktur Kebijakan dan Program Tim Kampanye Nasional
Prabowo-Hatta), Arif Budimanta Sebayang (Tim Ahli Kampanye Nasional Jokowi-JK),
Andar Nubowo (Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam
Negeri (FISIP UIN) Syarif Hidayatullah).
Pada dialog itu, Harry Azhar Azis, Wakil Ketua Komisi
XI DPR RI mendapat kesempatan pertama dalam menyampaikan visi, misi. Capres
Prabowo-Hatta mempunyai visi dan misi diantaranya akan melanjutkan program pemerintah
yang baik dan meninggalkan program yang buruk. Pertama, akan meningkatkan
pertumbuhan ekonomi menjadi tujuh persen. Visi dan misi tersebut ditunjang
dengan kebijakan yang mengarah pada kontribusi disisi pertumbuhan. Ada dua cara
untuk mendukung yaitu disisi regulasi dan penyelenggaraan negara. Dalam
birokrasi akan ditetapkan punishment (hukuman) dan appreciation
(penghargaan) sehingga kinerja tiap kelembagaan akan semakin diperketat. “Bila
ada menteri yang menyebabkan kenaikan inflasi maka menteri tersebut yang
bertanggung jawab, hal itu akan didefinisikan lebih tegas,” ujar Harry.
Kedua, kesejahteraan rakyat. Ketiga, kesenjangan
pendapatan. Dalam Pemerintahan Prabowo-Hatta diharapkan kesenjangan pendapatan
turun dari 0,42 persen menjadi 0,31 persen. Keempat, indeks pembangunan
manusia. Salah satu contoh, kebijakan ekspor dan impor akan dibatasi, kebijakan
sasaran subsidi bahan bakar minyak (BBM) yang tidak tepat akan diubah. Subsidi
BBM akan diberikan pada orang miskin atau orang yang berhak mendapatkan seperti
nelayan, petani, angkutan kota sedangkan motor masih menjadi pembahasan.
Pada kesempatan yang sama, Arif Budimanta Sebayang
anggota Komisi XI DPR RI dengan tegas menyampaikan visi, misi Capres
Jokowi-Jusuf Kalla. “Kita berkomitmen untuk membangun daerah, kami membangun
Indonesia dari pinggiran dan desa,” tegas Arif. Desain pembangunan yang
dilakukan untuk mendukung visi, misi ditunjukkan dengan komitmen politik
anggaran. Salah satu contoh, jumlah transfer daerah pada saat ini sebesar 30
persen dari total belanja APBN akan ditingkatkan menjadi 50 persen. Revolusi
(perubahan) pembangunan akan digerakan, khususnya di wilayah bagian timur.
Visi, misi yang pertama adalah membangun Indonesia dari daerah. Kedua,
memperkuat fungsi koordinasi dalam membangun strategi pembangunan nasional dan
daerah. Hal itu dibutuhkan pemimpin yang tegas diikuti dengan wisdom
(kebajikan), correct (kebenaran) akan perintah pemimpin yang diikuti
anak buah, bebas konflik dan interest (kepentingan). “Visi misi
dibangun bukan sekedar wacana tetapi dibangun, ditulis, dan disampaikan atas
dasar kebutuhan masyarakat dan pengalaman yang telah dilakukan untuk menjawab
kebutuhan dan persoalan di masyarakat,” kata Arif.
Andar Nubowo menyampaikan visi, misi masing-masing
capres bersifat ideal, bagaimana visi misi itu menjawab problema yang ada. Ada
hal penting adalah bagaimana capres-cawapres terpilih mampu melakukan dan
melaksanakan visi misinya dengan baik. Andar mengingatkan yang dipilih bukan
hanya capres dan cawapres tetapi juga siapa yang membantu pada pelaksanaan
program dalam visi, misi tersebut yaitu tim kabinet. Tim kabinet adalah
orang-orang yang betul dan mampu mengimplementasikan visi, misi dengan baik
sehingga bisa meningkatkan harkat dan martabat hidup orang banyak.
Sumber : http://www.dpd.go.id/berita-dialog-kenegaraan-solusi-masalah-ala-prabowohatta-dan-jokowijk.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar