MAKALAH
DENGAN TEMA “ MENUMBUHKAN KESADARAN CINTA
TANAH AIR “
JUDUL : BUDAYA DAN MAKANAN KHAS MINANGKABAU
KELAS : 2EA11
NPM : 12212867
Kata Pengantar
Puji syukur, saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat dan pertolonganNya saya dapat membuat Makalah ini. Saya berharap Makalah
ini dapat memberikan sesuatu yang bermanfaat buat kita semua.
Melihat peristiwa yang terjadi pada saat ini banyak anak muda zaman
sekarang yang sudah tidak terlalu peduli terhadap Tanah Airnya dan banyak yang
lupa terhadap budaya yang ada di Indonesia ini akibat dari pergaulan yang ada
di lingkungan sekitarnya. Semoga dengan Makalah yang saya buat ini dapat
memberikan perubahan yang positif terhadap anak muda zaman sekarang dan bisa
membuat Mereka Cinta terhadap Tanah Airnya.
Dalam Makalah ini Saya akan menjelaskan Budaya dan Makanan Khas Minangkabau
tepatnya di daerah Pariaman, Sumatra Barat. Bagaimana Pesta Pantai di Pariaman?
Apa saja makanan Khas Pariaman?.
Semoga setiap kata,penjelasan dan tulisan yang ada dalam Makalah ini dapat
memberi pengetahuan yang bermanfaat untuk kita semua dan dapat menumbuhkan rasa
Cinta terhadap Tanah Air kita.
Jakarta, 6 April 2014
DAFTAR
ISI
PENDAHULUAN 1
Pesta Pantai di
Pariaman 1
Makanan Khas Pariaman
2
Penutup
3
PENDAHULUAN
Budaya dan Makanan Khas Minangkabau contoh
Cinta terhadap Tanah Air kita terutama Budaya yang ada di Indonesia,yaitu di
daerah Pariaman, Sumatra Barat. Semoga dengan membaca pengetahuan ini dapat
bertambah wawasan kita tentang kota tersebut sehingga kita bisa melestarikan
budaya dan makanan khas Minangkabau.
Pesta Pantai di Pariaman :
Pesta Pantai di Pariaman berlangsung selama
lebih kurang satu minggu setiap tahun, tepat pada Hari Raya
Idul Fitri. Pesta ini berlangsung semarak dihadiri oleh banyak pengunjung. Para
perantau pulang ke kampung halaman menikmati Hari Raya bersama keluarga dan
handai tolan.
Adapun kegiatan
menarik yang mengiringi pesta pantai ini antara lain:
- Sehari sebelum Hari Raya Idul Fitri dilaksanakan acara mambantai, sebuah ciri khas budaya masyarakat Pariaman yaitu menyembelih hewan ternak yang dagingnya dibeli penduduk untuk membuat berbagai jenis masakan yang terbuat dari daging seperti rendang, sup, kalio daging, gulai baga, gajebo, apik daging, dll. Masakan ini dipersembahkan untuk tamu-tamu yang bersilaturahmi di hari Lebaran. Hampir di seluruh pelosok Kota Pariaman terdapat banyak orang mambantai kerbau atau sapi.
- Shalat Id bersama di lapangan atau di mesjid-mesjid.
- Pesta pantai dengan berbagai aktifitas yang menarik di pusat kota dan di Pantai Gandoriah. Jika anda ke Pariaman pada acara pesta pantai ini, jangan lupa sebelum pergi ke pulau terutama Pulau Angso yang menjadi incaran kaum muda-mudi, menikmati bahari dan menghabiskan waktu bersenda ria. Juga tersedia masakan khas sate Piaman dengan es campur yang benar-benar mengundang rasa.
Selama kegiatan
pesta pantai disuguhkan hiburan seperti orgen tunggal, grup musik/ band, buayan
kaliang, kesenian anak nagari, dan tentu saja wisata bahari ke Pulau Angso.
1
Makanan Khas
Pariaman :
Sala Lauak Pariaman
Sala Lauak, Makanan
Khas Pariaman :
Setiap daerah
tentunya memiliki daya tarik tersendiri. Memiliki budaya yang berbeda. Bahasa,
dialeg dan pandangan hidup yang tak sama. Namun keanekaragaman inilah yang
membuat kita merasa saling membutuhkan. Tak luput pula kekhasan kuliner yang
ada pada tiap-tiap daerah.
Pariaman tampil
dengan sala lauaknya. Sudah tidak asing lagi bagi kita makanan khas orang
Pariaman ini.
Sala merupakan
bahasa Minang yang berarti goreng. Sedang lauak berarti ikan. Apa sala lauak
itu sama dengan goreng ikan? Tentu bukan, karena yang akan diberikan bukan sala
lauak lagi tetapi ikan yang digoreng. Lalu sala lauak itu seperti apa?
Sala lauak
merupakan gorengan sebesar bola pimpong berwarna kuning kunyit. Tersusun atas
tepung beras, cabe, kunyit, bawang-bawangan, garam, serta ikan asin. Rasa ikan
asin yang terdapat dalam gumpalan tepung yang dibumbui inilah yang membuat
'sala' itu bernama Sala Lauak.
Sala lauak yang terdapat
di luar daerah Pariaman. Orang luar daerah yang membuatnya terkesan memberi
inovasi yang berbeda dari yang aslinya. Tak perlu jauh-jauh. Untuk kota Padang
saja. Kota 73,36 kilometer persegi dari kota Pariaman ini menyajikan ragam baru
dari sala lauak.
Sala lauak yang ada
di Padang cenderung lebih kecil. Rasa ikan asinnya tidak begitu mendominasi.
Nah, begitu pula sebaliknya. Hal ini membuktikian betapa kekhasan suatu daerah
tidak dapat disamakan oleh daerah lain.
Tak hanya sala
lauak yang menjadi makanan khas Pariaman, tetapi masih banyak makanan lainnya.
Seperti goreng kepiting, ketupat gulai paku, kacimuih, lamang sipuluik,
onde-onde, lompong sagu, dan jenis makanan lainnya.
2
Makanan khas ini
akan dengan sangat mudah kita temukan di Pariaman. Di sekitar Pantai Gandoriah
saja, kita dapat menemui makanan-makanan ini. Selain itu ada pula makanan khas
yang lainnya seperti peyek kacang, telur asin, pisang rebus, peyek ikan, ikan
panggang, durian Sicincin, dan lainnya.
PENUTUP
Demikian yang dapat saya sampaikan dalam penulisan Makalah ini. Tentunya
masih banyak kekurangan dan kelemahannya dari saya, karena terbatasnya
pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang berhubungan dengan judul
Makalah ini.
Penulis berharap para pembaca agar memaklumi kekurangan yang ada di dalam penulisan Makalah ini,semoga Makalah yang saya buat ini berguna bagi penulis dan pada khususnya juga para pembaca umum,yaitu Masyarakat.
Penulis berharap para pembaca agar memaklumi kekurangan yang ada di dalam penulisan Makalah ini,semoga Makalah yang saya buat ini berguna bagi penulis dan pada khususnya juga para pembaca umum,yaitu Masyarakat.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar